Tafsir Ibn Kathir untuk Surah Al-Ikhlas, Ayat 1 adalah sebagai berikut:
"قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ"
"Katakanlah: ‘Dia-lah Allah, (Yang Maha) Esa.’" (Al-Ikhlas 112:1)
Penjelasan dari Tafsir Ibn Kathir:
-
"قُلْ" (Katakanlah):
Ibn Kathir menjelaskan bahwa perintah untuk mengatakan ini datang dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW, yang dimaksudkan agar beliau menyampaikan kepada umatnya bahwa Allah itu Maha Esa. Ayat ini menunjukkan bahwa wahyu ini harus disampaikan secara jelas dan tegas, bahwa tidak ada sekutu bagi Allah. -
"هُوَ ٱللَّهُ" (Dia-lah Allah):
Ibn Kathir menyebutkan bahwa kata "Huwa" (Dia-lah) merujuk kepada Allah yang Maha Tinggi, yang tidak ada yang lebih besar atau setara dengan-Nya. Allah adalah Tuhan yang tidak ada yang menyerupai-Nya dalam kekuasaan, sifat, atau keesaan-Nya. -
"أَحَدٌ" (Yang Maha Esa):
"Ahad" berarti "Esa" atau "Tunggal," yang menunjukkan keesaan Allah dalam segala aspek. Ibn Kathir menekankan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dalam tafsir ini, "Ahad" lebih dari sekadar satu, tetapi juga menunjukkan bahwa tidak ada yang dapat dibandingkan dengan-Nya dalam hal sifat, kekuasaan, dan keagungan.Ibn Kathir menjelaskan bahwa Al-Ikhlas, yang terdiri dari hanya empat ayat, menyimpulkan inti ajaran tauhid (keesaan Allah) secara singkat dan padat. Ini adalah penegasan tentang ketiadaan sekutu dalam ketuhanan Allah, yang menjadi prinsip dasar dalam ajaran Islam.
Ringkasan:
-
Ayat ini adalah pernyataan tegas tentang keesaan Allah (Tauhid), yang tidak ada yang menyamainya atau setara dengan-Nya.
-
Surah Al-Ikhlas mengajarkan inti dari ajaran Islam tentang monoteisme murni, bahwa hanya Allah yang layak disembah dan tidak ada yang dapat menyamai-Nya dalam sifat dan kekuasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar