Kamis, 03 Juli 2025

Tafsir Surat Al-Bayyinah Ayat 2: Rasulullah SAW Pembawa Al-Qur'an yang Suci


Tafsir Ibnu Katsir untuk Surat Al-Bayyinah ayat 2 menjelaskan lebih lanjut tentang identitas dari "Al-Bayyinah" (bukti yang nyata) yang disebutkan pada ayat sebelumnya.

Ayat 2 berbunyi:

رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًا مُطَهَّرَةً

Artinya: "(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al-Qur'an)."


Penjelasan Ibnu Katsir:

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini berfungsi sebagai tafsir dan penjelasan bagi makna "Al-Bayyinah" yang disebutkan pada ayat 1. Jika pada ayat 1 Allah SWT berfirman bahwa orang-orang kafir tidak akan meninggalkan kekafiran mereka sebelum datangnya Al-Bayyinah, maka ayat 2 ini dengan jelas menerangkan siapa dan apa Al-Bayyinah itu:

  1. "رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ" (Seorang Rasul dari Allah):

    Ibnu Katsir menegaskan bahwa yang dimaksud adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau adalah utusan Allah yang diutus untuk membawa kebenaran dan petunjuk kepada seluruh umat manusia. Kehadiran beliau sendiri sudah menjadi bukti nyata kenabiannya, apalagi dengan mukjizat-mukjizat yang Allah berikan padanya.

  2. "يَتْلُو صُحُفًا مُطَهَّرَةً" (yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan):

    "Sahifah mutahharah" (lembaran-lembaran yang disucikan) ini, menurut Ibnu Katsir dan mayoritas mufassirin, merujuk kepada Al-Qur'an Al-Karim. Disebutkan "mutahharah" (disucikan) karena:

    • Suci dari kebatilan, kesalahan, keraguan, dan tambahan atau pengurangan. Al-Qur'an adalah kalamullah yang murni dan terjaga kesuciannya dari segala noda.

    • Suci dari sentuhan syaitan. Allah menjaga Al-Qur'an dari campur tangan syaitan, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Waqi'ah: "Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan." (QS. Al-Waqi'ah: 79).

    • Suci dari noda syirik dan kekufuran. Ajaran-ajaran dalam Al-Qur'an adalah murni tauhid dan kebenaran.

    • Membawa kesucian bagi hati yang mengimaninya dan mengamalkannya. Al-Qur'an membersihkan jiwa dan hati manusia dari dosa dan kesesatan.

Kesimpulan:

Dengan demikian, menurut Tafsir Ibnu Katsir, "Al-Bayyinah" yang menjadi bukti nyata bagi orang-orang kafir sehingga mereka tidak punya alasan lagi untuk tetap dalam kekafiran adalah kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah, yang datang dengan membawa Al-Qur'an sebagai kitab suci yang terjaga kemurniannya dan berisi kebenaran. Kehadiran Nabi Muhammad SAW dan wahyu Al-Qur'an secara keseluruhan adalah penjelasan yang sempurna dan bukti yang paling jelas untuk membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Ini adalah puncak dari argumen dan hujjah (dalil) Allah kepada manusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tafsir Surat Al-Bayyinah Ayat 2: Rasulullah SAW Pembawa Al-Qur'an yang Suci

Tafsir Ibnu Katsir untuk Surat Al-Bayyinah ayat 2 menjelaskan lebih lanjut tentang identitas dari "Al-Bayyinah" (bukti yang nyata...