Selasa, 15 Juli 2025

Tafsir Surat Al Alaq Ayat 1 : Perintah Menuntut Ilmu


Surat Al-'Alaq ayat 1 adalah wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira. Ayat ini berbunyi:

"اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ"

Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan."

Berikut adalah ringkasan tafsir Ibnu Katsir mengenai ayat ini:


Peristiwa Turunnya Ayat

Ayat ini adalah awal dari kenabian Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW sedang menyendiri (bertahannus) di Gua Hira, sebagaimana kebiasaan beliau. Kemudian, Malaikat Jibril datang menghampiri beliau dan berkata, "Bacalah!" Nabi menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Jibril kemudian memeluk beliau erat-erat hingga Nabi merasa kepayahan, lalu melepaskannya. Jibril mengulang perintah "Bacalah!" sebanyak tiga kali, dengan Nabi selalu menjawab bahwa beliau tidak bisa membaca. Pada kali ketiga, Jibril melepaskan beliau dan membacakan lima ayat pertama Surat Al-'Alaq, termasuk ayat 1 ini. Setelah peristiwa itu, Nabi pulang dalam keadaan menggigil dan menceritakan apa yang dialaminya kepada istrinya, Khadijah RA.


Makna "Iqra' (Bacalah)"

Menurut Ibnu Katsir, perintah "Iqra' (Bacalah)" dalam ayat ini memiliki makna yang sangat luas, tidak hanya sekadar membaca tulisan secara harfiah, tetapi mencakup:

  • Membaca dalam arti literal: Yakni membaca dan memahami wahyu yang diturunkan, yang kemudian menjadi Al-Qur'an.

  • Membaca tanda-tanda kebesaran Allah: Ini berarti merenungkan, memahami, dan mengambil pelajaran dari alam semesta (ayat-ayat kauniyah) serta diri sendiri sebagai bukti kekuasaan dan keesaan Allah SWT.

  • Belajar dan mencari ilmu: Ayat ini menjadi fondasi penting bagi umat Islam untuk senantiasa menuntut ilmu dan pengetahuan. Ibnu Katsir menekankan bahwa Allah memuliakan manusia dengan ilmu, dan ilmu itulah yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Ilmu merupakan salah satu bentuk rahmat Allah kepada hamba-Nya.


Makna "Bismi Rabbikal Ladzi Khalaq (Dengan Menyebut Nama Tuhanmu Yang Menciptakan)"

Frasa ini menegaskan bahwa segala aktivitas membaca, belajar, dan mencari ilmu harus dimulai dengan nama Allah dan diniatkan karena-Nya. Penciptaan menjadi dasar dan bukti kekuasaan Allah yang harus senantiasa diingat dan diakui. Allah adalah Sang Pencipta segala sesuatu, termasuk manusia yang diciptakan dari segumpal darah (sebagaimana disebutkan dalam ayat selanjutnya). Dengan demikian, manusia diperintahkan untuk membaca dan menuntut ilmu demi memuliakan Sang Pencipta dan memahami segala ciptaan-Nya.


Secara keseluruhan, Ibnu Katsir menafsirkan Surat Al-'Alaq ayat 1 sebagai permulaan nikmat dan rahmat Allah kepada hamba-Nya, sebuah peringatan tentang awal penciptaan manusia, dan penekanan terhadap pentingnya ilmu pengetahuan sebagai sarana untuk mengenal dan memuliakan Allah SWT. Ayat ini mendorong manusia untuk terus belajar, menelaah, dan merenungkan tanda-tanda kekuasaan-Nya di alam semesta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dari Kegelapan Kebodohan Menuju Cahaya Ilmu: Inspirasi Surat Al-Alaq Ayat 5

Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Alaq Ayat 5 Surah Al-Alaq ayat 5 berbunyi: عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ "Dia mengajarkan kepada m...