Surat Al-Alaq ayat 2 berbunyi:
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
"Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah."
Menurut Tafsir Ibnu Katsir, ayat ini menjelaskan tentang asal mula penciptaan manusia. Berikut adalah intisari dari penafsiran Ibnu Katsir mengenai ayat ini:
Penciptaan Manusia dari 'Alaq: Ibnu Katsir menjelaskan bahwa "alaq" (عَلَقٍ) adalah bentuk jamak dari "alaqah" (عَلَقَةٍ), yang berarti segumpal darah kental yang melekat. Ini merujuk pada salah satu tahapan awal penciptaan manusia di dalam rahim, yaitu setelah nutfah (air mani) menjadi 'alaqah (segumpal darah).
Penekanan pada Keagungan Penciptaan Allah: Ayat ini, bersama dengan ayat pertama ("Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan"), menekankan kebesaran dan kekuasaan Allah sebagai Sang Pencipta. Allah yang Maha Agung adalah Dzat yang menciptakan manusia dari sesuatu yang awalnya tampak hina dan kecil, yaitu segumpal darah.
Peringatan dan Pengajaran: Tafsir Ibnu Katsir seringkali mengaitkan ayat-ayat awal Surah Al-Alaq ini dengan permulaan wahyu dan karunia Allah kepada hamba-Nya. Allah tidak hanya menciptakan, tetapi juga mengajari manusia apa yang tidak diketahuinya, sebagaimana disebutkan pada ayat-ayat selanjutnya dalam surah ini (ayat 4-5: "Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."). Oleh karena itu, ayat ini juga menjadi pengingat bagi manusia akan asal-usulnya dan betapa besar nikmat Allah yang telah menciptakannya dan memberinya ilmu.
Secara keseluruhan, Tafsir Ibnu Katsir untuk Surah Al-Alaq ayat 2 menekankan bahwa Allah adalah Pencipta yang Maha Agung, yang menciptakan manusia dari "segumpal darah" ('alaqah), dan bahwa penciptaan ini adalah bagian dari nikmat dan kekuasaan-Nya yang patut direnungkan oleh manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar