Berikut adalah tafsir lengkap Ibnu Katsir untuk QS. At-Takatsur ayat 5:
📖 QS. At-Takatsur Ayat 5
كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ
"Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin."
📚 Tafsir Lengkap Ibnu Katsir:
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini sebagai lanjutan ancaman dan penyesalan dari ayat-ayat sebelumnya. Penjelasannya sebagai berikut:
✍️ 1. Penegasan “كَلَّا” (Sekali-kali tidak!)
-
Merupakan penolakan keras atas sikap manusia yang tertipu oleh dunia.
-
Menunjukkan bahwa apa yang mereka yakini (bahwa dunia adalah segalanya) salah besar.
📘 2. “لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ”
“Sekiranya kamu mengetahui dengan pengetahuan yang pasti…”
-
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa maksud dari “ʿIlm al-Yaqīn” (ilmu yang meyakinkan) adalah ilmu yang berdasarkan keyakinan hakiki, bukan sekadar sangkaan atau teori.
-
Jika manusia benar-benar yakin akan akhirat, neraka, hisab, dan azab, maka mereka tidak akan terlena dengan dunia seperti sekarang.
-
Ini adalah kecaman terhadap mereka yang tahu secara teori, tetapi tidak menjadikannya penggerak amal.
🔍 Tiga Tingkatan Yakin (menurut tafsir para ulama yang juga dirujuk Ibnu Katsir):
-
ʿIlm al-Yaqīn (Ilmu keyakinan): Ilmu pasti yang datang dari informasi benar (seperti wahyu).
-
ʿAyn al-Yaqīn (Penglihatan yakin): Melihat langsung dengan mata kepala.
-
Ḥaqq al-Yaqīn (Keyakinan sejati): Mengalami sendiri realitasnya (misalnya, masuk neraka/surga secara langsung).
Dalam ayat ini, Allah berbicara tentang tingkat pertama:
"Kalau saja kalian tahu dengan keyakinan sejati...", maka kalian akan berubah.
⚠️ Inti Peringatan:
-
Ilmu tanpa amal tidak cukup.
-
Mengetahui hari akhir tetapi tetap lalai adalah bentuk pembangkangan yang berat.
-
Ayat ini mengingatkan bahwa pengetahuan tentang akhirat harus mengubah tindakan kita.
🧠 Pelajaran Penting dari Tafsir Ibnu Katsir:
-
Keyakinan sejati = tindakan nyata.
-
Jika seseorang benar-benar yakin tentang azab Allah, dia akan meninggalkan kesombongan dan kelalaian terhadap akhirat.
-
Jangan tunggu ilmu itu menjadi “ainul yaqīn” (saat sudah melihat neraka dengan mata sendiri), karena saat itu sudah terlambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar