Sabtu, 19 Juli 2025

Hikmah Surat Al-Alaq Ayat 7: Ketika Manusia Merasa Cukup dan Melampaui Batas



Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Alaq Ayat 7

Surah Al-Alaq ayat 7 berbunyi:

أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَىٰ

"Karena dia melihat dirinya serba cukup."

Ayat ini datang sebagai penjelasan langsung dari ayat sebelumnya ("Sekali-kali tidak! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas"). Menurut Tafsir Ibnu Katsir, ayat ini menjelaskan penyebab utama mengapa manusia cenderung melampaui batas (thugyan):

  1. "An Ra'ahu Istaghna" (Karena dia melihat dirinya serba cukup):

    • Perasaan Serba Cukup sebagai Akar Kezaliman: Ibnu Katsir menjelaskan bahwa frasa ini merujuk pada kondisi di mana seseorang merasa telah memiliki segala-galanya, baik itu harta, kekuasaan, kedudukan, kesehatan, atau bahkan ilmu. Perasaan "serba cukup" atau "tidak butuh" ini, khususnya terhadap Allah SWT, adalah pemicu utama bagi manusia untuk melampaui batas-batas yang telah ditetapkan-Nya.

    • Kesombongan Akibat Nikmat: Ketika manusia merasa dirinya mandiri dan tidak membutuhkan lagi kepada Penciptanya, ia akan cenderung sombong, angkuh, dan tidak mau tunduk pada perintah dan larangan Allah. Ia merasa superior dan berhak melakukan apa saja yang diinginkannya, tanpa mempedulikan hak-hak Allah atau hak-hak sesama makhluk.

    • Lupa akan Asal dan Tujuan: Perasaan serba cukup ini membuat manusia lupa akan asal-usulnya yang lemah (dari segumpal darah) dan lupa akan tujuan hidupnya (untuk beribadah kepada Allah dan kembali kepada-Nya). Mereka lupa bahwa segala nikmat yang mereka miliki adalah anugerah dari Allah, yang bisa ditarik kembali kapan saja.

  2. Kontras dengan Ayat Sebelumnya: Ayat ini berfungsi sebagai penjelasan logis dari ayat 6. Manusia melampaui batas karena ia merasa serba cukup. Jika saja manusia senantiasa mengingat bahwa ia miskin di hadapan Allah dan selalu membutuhkan-Nya, maka ia tidak akan mudah terjerumus dalam thugyan.

  3. Aplikasi pada Konteks Wahyu: Dalam konteks awal turunnya wahyu, ayat ini juga dapat merujuk pada sikap para pembesar Quraisy yang menolak dakwah Nabi Muhammad SAW. Mereka merasa serba cukup dengan kekuasaan, harta, dan tradisi nenek moyang mereka, sehingga mereka sombong dan menolak kebenaran yang dibawa oleh Nabi.

Singkatnya, Tafsir Ibnu Katsir untuk Al-Alaq ayat 7 menjelaskan bahwa akar dari sikap melampaui batas (thugyan) manusia adalah karena ia merasa dirinya telah serba cukup dan tidak lagi membutuhkan Allah. Ini adalah peringatan keras bagi umat manusia untuk senantiasa mengingat bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan kita selalu membutuhkan-Nya, agar terhindar dari kesombongan dan kezaliman.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hikmah Surat Al-Alaq Ayat 7: Ketika Manusia Merasa Cukup dan Melampaui Batas

Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Alaq Ayat 7 Surah Al-Alaq ayat 7 berbunyi: أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَىٰ "Karena dia melihat dirinya serba cukup....